Blog ini berisi tentang keindahan alam, budaya, pesona wisata di wilayah Magelang yang begitu menakjubkan

Rabu, 26 Oktober 2011

Air Terjun Seloprojo

Gunung Telomoyo memang eksotik. Keeksotisan Telomoyo akan semakin terasa ketika kita mau menjelajahinya. Salah satu penambah keindahan Telomoyo adalah keberadaan air terjun di lereng gunung ini. Di manapun tempatnya, air terjun adalah sebuah keajaiban. Demikian juga air terjun yang ada di lereng gunung Telomoyo. Masing-masing memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri.


Dalam satu perjalanan turun dari gunung Telomoyo, aku menjumpai ada 2 air terjun, yaitu air terjun Sumuran dan air terjun Sekar Langit. Menuruni jalan berkelok dan aspal yang telah mengelupas, aku bertemu dengan sebuah pertigaan. Jika ke kiri, aku akan sampai ke Kopeng. Maka aku memilih jalur yang ke kanan. Karakteristik jalan yang berliku-liku aku lalui. Untungnya kualitas jalan sudah baik. Akhirnya aku berjumpa dengan pertigaan dan terdapat tulisan penanda: air terjun seloprojo. Penanda itu aku ikuti. Medan yang aku lalui cukup sulit. Namun tidak menyurutkan keinginan untuk menikmati keindahan air terjun Sumuran ini.

Air terjun Sumuran atau Seloprojo terletak di Desa Seloprojo, Kecamatan Ngablak 44 km sebelah tenggara Kota Magelang. Air terjun ini dinamai Sumuran karena, menurut cerita, air terjun ini berasal dari sumur yang berada di sebelah atas atau pangkal air terjun. Pada mulanya, air terjun ini tak ada yang melirik. Mendekati pun enggan karena terkesan angker. Maklum saja, air terjuan ini berada di balik rerimbunan pohon pinus dan tanaman hutan lainnya. Seiring perkembangan zaman dan keindahan yang terpancar dari air terjun ini, dibukalah air terjun ini menjadi tempat wisata. Pembukaan lahan di sekitar air terjun oleh masyarakat pun turut memberikan andil sehingga kesan angker makin lama makin berkurang.

Puas menikmati keindahan air terjun Sumuran ini, aku melanjutkan perjalanan. Aku menuju ke arah Grabag. Tidak jauh dari desa Seloprojo, aku masuk desa Telogorejo. Di desa inilah aku menemukan sebuah penanda: air terjun Sekar Langit. Karena tertarik, aku pun menghentikan perjalanan dan mampir ke tempat ini. Dari tempat parkir, aku harus melalui jalan setapak. Mulanya, jalan ini dibuat corblock. Selanjutnya jalan tanah. Akhirnya aku sampai di kompleks air terjun Sekar langit. Cukup jauh juga jalan yang harus aku lalui dari tempat parkir menuju air terjun. Jalan yang naik turun menjadikan nafas ini ngos-ngosan.

Lega rasanya ketika aku melihat ada jembatan yang melintang di atas jembatan. Segera kupercepat langkahku. Dan benar saja. Aku masuk kompleks air terjun Sekar langit. Ternyata, ada dua buah jembatan. Jembatan yang satu dibangun untuk menggantikan jembatan bambu lama yang telah lapuk. Jembatan ini dibuat lebih besar. Bahan dasarnya tetap sama, yaitu menggunakan bambu. Di kanan kiri jembatan terdapat pagar pengaman sehingga para pengujung tidak perlu takut ketika melintasi jembatan bambu ini menuju ke air terjunnya. Dari jembatan gantung ini, aku masih harus berjalan lagi melawati jalan setapak di pinggir sungai. Sesampai di puncak jalan ini, barulah terpampang sebuah pemandangan yang membuat mulutku ternganga. Air terjun Sekar langit ada di hadapanku. Airnya sangat jernih.

Air terjun Sekar Langit adalah nama yang indah. Dalam bahasa Jawa, Sekar berarti bunga, dan Langit berarti langit. Jika diterjemahkan berarti bunga yang turun dari langit. Air terjun Sekar Langit merupakan tetesan mata air yang berasal dari puncak gunung Telomoyo, gunung yang membatasi antara kota Salatiga dan kota Magelang di Jawa Tengah. Air terjun setinggi sekitar 30 meter ini mengalir ke arah barat menuju ke aliran sungai Elo untuk nantinya bermuara di laut selatan Jawa.

Wilayah dimana air terjun ini berada, termasuk ke dalam wilayah Telogorejo, Magelang, Jawa Tengah. Warga sangat menghormati air terjun yang satu ini. Tentu ada sebab musababnya, yaitu adanya sebuah runtutan kisah dongeng klasik dibalik pesona Sekar Langit. Ya… disebut-sebut, air terjun Sekar Langit ini merupakan air terjun yang terdapat dalam dongeng legenda Joko Terub, seorang pria iseng yang mencuri selendang bidadari yang sedang mandi di sebuah air terjun.

Terlepas dari benar atau tidaknya legenda itu, namun Sekar Langit menyajikan sebuah pemandangan yang luar biasa indah. Air yang turun membentuk sebuah kolam besar. Lau airnya mengalir menyusuri sungai di sela-sela batu-batu besar. Ada banyak titik yang bisa dipakai untuk menikmati keindahan air terjun sembari bermain dengan airnya yang jernih dan dingin. Kewaspadaan sangat diperlukan. Hal ini berkaitan dengan adanya kemungkinan banjir yang bisa setiap saat datang. Sudah ada beberapa kasus yang terjadi dan menelan kurban.

Tak terasa, waktu terus berjalan. Di atas sana, mendung mulai mengelayut. Meski enggan, aku harus mengakhiri petualangan menikmati keindahan air terjun di sepanjang perjalanan dari Gunung Telomoyo – Grabag – Magelang.

0 komentar:

Posting Komentar

free counters